Skip to main content

[SEJARAH KLS X] INFO MENGENAI TRIMURTI

   

TRIMURTI

    Trimurti merupakan 3 dewa tertinggi di agama hindu, yang termasuk dalam bagian dari 9 dewa dalam hindu yang disebut "Dewata Nawa Sanga". Trimurti dapat diartikan sebagai konsep "Mahadewa", yaitu para tokoh ilahi yang utama dalam hindu. Trimurti memegang kuasa penuh  terhadap tugas-tugas berat. 
    Dewa yang termasuk dalam Trimurti antara lain Dewa Brahma (kiri), Dewa Wisnu (tengah), dan Dewa Siwa (kanan). Ketiga dewa tersebut diyakini sebagai representatif/perwujudan nyata 3 bentuk kekuatan manifestasi tuhan atau "Ida Sang Hyang Widhi Wasa" yaitu Menciptakan (dewa Brahma), Memelihara (dewa Wisnu), dan Merusak/meleburkan (dewa Siwa).

1. Dewa Brahma



    Kata "Brahma" memiliki arti Yang tumbuh, berevolusi, berkembang, bertambah besar, dan yang meluap dari dirinya. Dewa brahma adalah dewa yang bertugas menciptakan (sansekerta: Utpathi) seluruh alam semesta beserta isinya disebut juga Bhuana Agung dan Bhuana Alit atas berkah dari tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 
Simbol-simbol Dewa Brahma
    a) Empat Wajah (Catur Muka) : Emapat wajah dewa Brahma melambangkan dari Catur Weda (Regweda, Sama weda, Yajur weda, Atharwa weda), Catur Yuga (empat siklus waktu), Catur Warna (empat pembagian masyarakat). Pada setiap wajah nya menghadap ke setiap arah mata angin yaitu arah utara, selatan, timur, barat.
    b) Empat Tangan : Tangan Kanan Belakang menyimbolkan pikiran, tangan Kiri Belakang menyimbolkan kecerdasan, tangan Kanan Depan yaitu ego, tangan Kiri Depan kepercayaan diri. 
    c) Aksamala/Tasbih :  Aksamala yang dibawa sebagai simbol tiada awal dan tiada akhir.
    d) Kamandalu/Kendi :  Kendi melambangkan dari Keabadian.
    e) Pustaka/Buku  : Buku merupakan simbol dari Ilmu Pengetahuan
    f) Bunga Teratai : Melambangkan alam dan Esensi hidup segala sesuatu dan makhluk di alam semesta.
    g) Jenggot : Melambangkan kebijaksanaan dan proses keabadian.

Persenjataan dan Wahana (kendaraan)
    Dewa Brahma memiliki senjata berupa Gada berwarna merah dan bersimbol huruf a (ang). Gada merupakan simbol dari kekuatan dan kekuasaan. Warna merah memiliki makna sumber dari segala sumber, berani, cinta, darah (rudhira), dll. Sedangkan kendaraan yang ditunggangi oleh Dewa Brahma berupa seekor Angsa (Hamsa) ataupun Merak. Hamsa memiliki makna yaitu Rahmat dan Kebijaksanaan.

2. Dewa Wisnu


    Dewa Wisnu atau biasa disebut Narayana adalah dewa yang bertugas untuk memelihara (sansekerta: Striti) seluruh alam semesta mulai dari Bhuana agung hingga Bhuana alit yang telah diciptakan oleh Dewa Brahma. Kata "Wisnu" dapat diartikan dengan Sesuatu yang menempati segalanya.
Simbol-simbol Dewa Wisnu
    a) Lengan empat : Berlengan empat melambangkan segala kekuatan dan kekuasannya untuk mengisi seluruh alam semesta.
    b) Kulit Berwarna Biru Gelap : Warna kulit nya melambangkan kekuatan tiada batas dan abadi selamanya.
    c) Giwang : Sepasang giwang yang dipakai Wisnu melambangkan 2 hal yang selalu bertentangan dalam penciptaan.
    d) Mahkota : Melambangkan kekuasaan
    e) Atribut Leher : Pada lehernya terdapat Permata Kaustubha dan Rangkaian Bunga yang dikalungkan
    f) Ranjang Ananta Sesa (Ular suci)
   g) Terompet Kerang/Shankhya : Dipegang oleh tangan Kiri Atas, memiliki nama "Panchajanya" melambangkan 5 elemen penyusun alam semesta (air, tanah, api, udara, ether)
    h) Cakram (Sudarshana) :  Tangan Kanan Atas, melambangkan Pandangan yang Baik
    i) Gada (Komodaki) : Tangan Kiri Bawah, melambangkan keberadaan individual.
    j) Lotus/Padma : Tangan Kiri Atas, melambangkan kekuatan yang memunculkan alam semesta.

Persenjataan dan Wahana (kendaraan)
    Dewa Wisnu memiliki senjata berupa Cakram bernama Sudarshana, berwarna hitam, dan bersimbol huruf U (Ung). Senjata Cakram Sudarshana melambangkan Pandangan yang baik. Warna Hitam dalam agama hindu memiliki arti yaitu Gunung, dengan fungsi sebagai pemelihara. Sedangkan secara umum hitam melambangkan Gelap, kehancuran, kematian, dsb. Dewa Wisnu memiliki tunggangan yang bernama "Garuda". Garuda memiliki wujud setengah Elang dan setengah wujud Manusia.

3. Dewa Siwa

Hasil gambar untuk dewa siwa

    Dewa Siwa adalah dewa yang bertugas untuk Melebur atau Menghancurkan (pralina) semua ciptaan Dewa Brahma yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga harus dikembalikan ke asalnya. Itu dapat terjadi karena adanya Hukum Rta. Kata "siwa" artinya pemaaf, penganugrah, pemberi, kasih sayang. Siwa memiliki lima sifat atau "Panca Kriya Shakti" yaitu penciptaan, pemeliharaan, peleburan, pengaburan, dan penganugrahan. Dewa Siwa digambarkan membawa 4 benda ditangannya yaitu Tri Wahyudi, Cemara, Tasbih/Genitri, dan Kendi.
Simbol-simbol Dewa Siwa
    a) Tubuh telanjang : Melambangkan bahwa Ia bebas dari keterikatan pada benda material di dunia.
    b) Damru (genderang) : Melambangkan simbol dari kekuatan ritme dari detak jantung.
    c) Ular Kobra : Simbol dari nafsu yang sudah dikendalikan. Kekuatan mental ada dibawah kendali tuhan
    e) Kulit Harimau : Simbol dari pikiran yang menghuni keinginan
    f) Mala (Tasbih) : Berfungsi sebagai alat penyangga. Dengan menggunakan Mala akan menghilangkan kegugupan, keraguan, dan menenangkan pikiran.
    g) Bermata Tiga (Tri Netra) : Memiliki nama Phalanetra, Agnilocana, Trilocana. Mata yang berada di kiri dan kana melambangkan aktifitas fisiknya di dunia. Sedangkan yang berada di dahinya menggambarkan energi pengembali yang dapat menghancurkan dunia. Adapula yang menggambarkan mata ke tiga sebagai Lambang Pengetahuan (jnana). 

Persenjataan dan Wahana (kendaraan)
    Dewa Siwa memiliki senjata berupa Padma Anglaya/Trisula, memiliki warna Brumbun, dan bersimbol huruf M (mang). Senjata Trisula dewa Siwa melambangkan dari Keseimbangan dari tiga kekuatan (penciptaan, pemelihara, pelebur), tiga aspek kesadaran, dan tiga sifat dasar (satva, rajas, tama). Warna Brumbun merupakan campuran dari seluruh warna yang mewakili setiap dewa. Sehingga warna Brumbun pada dewa Siwa memiliki makna dasar dari semua unsur. Dewa Siwa memiliki wahana/kendaraan berupa Lembu (sapi putih). Lembu betina ini bernama "Nandini", yang memiliki sifat tak kenal takut.
    Dewa siwa juga bersimbol huruf M (mang) yang apabila simbol-simbol dari ketiga dewa tersebut (Trimurti) disatukan maka penyebutannya berbunyi ang, ung, mang atau bisa disebut aum (Om). Om artinya simbol suci atau simbol tuhan di dalam ajaran agama hindu, seperti "Om Swastiastu" dsb. 



Sekian Informasi untuk saat ini, Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dan kosakata.
Terimakasih

Jangan Lupa Cek juga Blog ZinetPage Untuk Informasi menarik Lainnya.




Comments

Popular posts from this blog

[SEJARAH KELAS 10] Mind Mapping Sejarah Kehidupan Manusia Purba di Indonesia dan Penjelasan

SEJARAH KEHIDUPAN MANUSIA PURBA INDONESIA   Awal Kehidupan Manusia Purba     Adanya kehidupan di bumi diawali dengan kehidupan di bawah laut. Kehidupan bawah laut sudah lebih dulu terbentuk ketimbang kehidupan darat. Awal kehidupan manusia purba diperkirakan dimulai pada Zaman Neozoikum. Zaman Neozoikum adalah zaman bumi baru atau zaman kehidupan baru, sekitar 65 juta tahun lalu. Kata "Neozoikum:" diambil dari bahasa Yunani, yaitu "Neo" artinya baru dan "zoe" artinya kehidupan. Zaman Neozoikum dimulai sejak berakhirnya zaman mesozoikum. Dimana pada zaman itu terjadi kepunahan secara besar-besaran terhadap Dinosaurus.      Zaman Neozoikum dibagi menjadi 2 sub-zaman yaitu tersier dan quarter. Pada zaman tersier mulailah muncul berbagai fauna mamalia di bumi. Fauna di zaman ini masih memiliki perawakan yang cukup besar dan kuat. Pada zaman quarter lah kehidupan manusia purba berawal. Zaman ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu masa es masih membeku dan masa es men

[SEJARAH KLS X] Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia       Keberadaan dari asal usul nenek moyang bangsa indonesia memang masih menjadi tanda tanya besar. Para pakar sejarah dunia pun berlomba-lomba untuk mengungkapkan misteri ini. Banyak sekali teori-teori yang telah dikemukakan oleh para sejarawan mengenai asal usul nenek moyang bangsa indonesia ini. Setiap sejarawan memiliki pandangannya sendiri terhadap teori yang Ia sampaikan. Dan setiap teori berdasarkan aspek-aspek berbeda. Seperti ciri fisik, gaya bahasa, kebudayaan, hingga warna kulit. Berikut adalah para sejarawan dan teorinya mengenai materi ini. 1. Teori Prof. Dr. H. Kern      Teori yang pertama adalah teori yang dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Kern. Ia berpendapat bahwa nenek moyang bangsa indonesia berasal dari Austronesia atau Asia Tenggara. Dan Ia berpendapat bahwa ras bangsa indonesia terbagi 2 yaitu, Proto Melayu dan Deutro Melayu. Ini dibuktikan dengan adanya penemuan benda-benda dan ciri-ciri fisik yang memiliki kesamaan di wilaya